Transform Logo


Sentuhan Kecil untuk Perubahan Besar

admin      16 Januari 2013      ARTIKEL

L. Fauzan Hadi

Dari jalan desa tampak deretan rumah-rumah baru di kaki bukit berbatu yang tandus. Hamparan sawah mengering bersama batang tembakau yang belum dibersihkan, menunggu siraman air hujan yang masih jarang turun. Pada awal November itu, musim tembakau di Desa Darmasari dan Desa Semaya yang terletak di bagian selatan Kecamatan Sikur, Lombok Timur, baru saja berakhir. "Rumah-rumah itu hasil luar negeri" kata Kepala Dusun Langer Barat Desa Darmasari L. Fauzan, menunjuk rumah-rumah bertembok putih beratap genteng dari kejauhan. Mereka, katanya, mengumpulkan uang dengan bekerja sebagai TKI, kemudian pulang untuk membuat rumah. Setelah itu mereka pergi lagi untuk mempersiapkan biaya pernikahan bagi yang belum menikah, atau untuk mencari biaya hidup bagi yang sudah berkeluarga.

Bentangan sawah luas di antara bukit-bukit dan kebun itu hanya dimiliki beberapa orang warga, yaitu para bangsawan. Sementara yang non bangsawan tidak memiliki tanah garapan dan umumnya bekerja serabutan. Bekerja sebagai TKI ke luar negeri adalah satu-satunya pilihan untuk merubah nasib. Di beberapa tempat, warga menekuni kerajinan anyaman bambu, membuat bakul dan nyiru, terutama bagi mereka yang tidak memiliki sawah. Kerajinan itu pun tidak seberapa hasilnya, sehingga mereka tetap harus berburuh tani untuk menambah penghasilan, terutama saat musim tembakau. Pengangguran yang tinggi menjadi ancaman dalam kehidupan sosial. Dan itu sudah berlangsung puluhan tahun. Tingkat pendidikan warga yang rata-rata sampai SLTP semakin mempersulit terjadinya perubahan.

Suatu hari, beberapa orang pemuda Desa Darmasari berkumpul, sebagaimana kebiasaan mereka. Tapi kali ini berbeda dari sebelumnya. Kalau sebelumnya mereka berkumpul tanpa ada hal penting yang dibicarakan, kali ini dalam pertemuan mereka terlintas sebuah ide: membentuk kelompok pemuda kreatif. Ide itu mencuat ketika mereka membicarakan sumber daya di desa yang bisa dikelola. Kontan saja, semangat mereka tumbuh seiring tumbuhnya rerumputan di bukit yang menerima siraman air hujan. Tanpa menunggu sampai hari esok, saat itu juga mereka membentuk kelompok dan membicarakan rencana-rencana aktivitas yang bisa mereka kerjakan. Terhimpunlah 15 orang pemuda yang sebagian besarnya adalah penganggur atau pekerja serabuatan. Itulah awal mula terbentuknya kelompok pemuda kreatif yang kemudian di-singkat "Lompak".

Transform menyambut gembira semangat para pemuda itu, dengan menfasilitasi berbagai pelatihan untuk mengasah skill. Mulai dari pelatihan pembuatan kompos, beternak ayam, pembuatan nutrisi untuk penggemukan sapi, dan pelatihan lainnya. Kompos sudah mulai mereka pasarkan hingga ke luar desa, begitu juga nutrisi ternak sapi yang masih memenuhi kebutuhan peternak setempat. Bibit ayam super 200 ekor sudah mulai mereka pelihara. Dan kini, belum seumur jagung, Lompak telah dilirik oleh Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB karena gerakan mereka mengembangkan kompos. BPTP sedang melakukan uji laboratorium atas kompos buatan Lompak, dan jika hasil uji tersebut layak maka kelompok tersebut akan ditunjuk sebagai distributor pupuk kompos di Kecamatan Sikur.

"Small but giant", kata Anis Baswedan, menggambarkan tindakan yang kecil tapi berpengaruh besar jika dilakukan dengan tepat. Dan Lompak adalah buktinya. Selamat berjuang pemuda Desa Darmasari, semoga bisa menjadi inspirasi bagi pemuda-pemuda di tempat lain.

Share to:

Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn


Profil Lembaga

Pengalaman

Pengunjung

Flag Counter


MEMBAWA PERUBAHAN KEARAH YANG LEBIH BERMAKNA

© LEMBAGA TRANSFORM