Admin
00 0000 KEGIATAN
Puluhan warga Desa Rarang Selatan, Lombok Timur, berebutan pupuk kompos, Sabtu (15/12). “Komposnya habis total, bahkan banyak yang tidak kebagian,” kata L. Kertawan, staf Lembaga Transform, selaku koordinator pemberdayaan masyarakat di Lombok Timur. Pembuatan kompos itu dilakukan dalam pelatihan yang diikuti kelompok wanita tani, kelompok pemuda kreatif, gapoktan, dan peternak sapi di desa binaan, tiga minggu sebelumnya.
Awalnya, tim dari Transform bersama Ir. Mastur (tenaga ahli) berkunjung untuk mengontrol pembalikan ke-tiga. Tapi rupanya peserta pelatihan tidak bersemangat datang untuk membongkar tumpukan kotoran sapi itu, kecuali lima orang saja. Setelah Mastur memeriksanya, ternyata kompos sudah matang, dan proses pembalikan tak perlu dilakukan lagi.
Kontan saja mereka mengambil bagian dan membawanya pulang. Tak lama berselang, warga pun menyerbu kompos dengan membawa wadah masing-masing. Sambil bergegas ke tumpukan kompos, mereka bertanya-tanya setengah berteriak: “Apakah bisa untuk memupuk tanaman buah-buahan? Apakah bisa untuk tanaman sayuran?” dan pertanyaan-pertanyaan serupa. Mastur hanya mengiyakan sambil menganggukkan kepala. Ia menyaksikan betapa antusiasnya masyarakat menggunakan kompos, tak seantusias ketika membuatnya.
“Semakin sering dibalik kompos semakin bagus, tapi untuk lebih mudahnya pembalikan kita lakukan sekali seminggu,” terang Mastur. Dengan cara itu (pembalikan sekali seminggu), katanya, kompos bisa masak dalam waktu sebulan. Namun rupanya kompos yang dibuat dalam pelatihan itu bisa juga masak dalam waktu tiga minggu.
[Transform Media]
Share to:
Facebook
Google+
Stumbleupon
LinkedIn