Admin
00 0000 KEGIATAN
Pada kegiatan tersebut disampaikan pemaparan secara panel oleh 4 orang manager dari masing-masing BUMDes LKMdiantaranya BUMDes LKM Desa Labuan Jambu Kecamatan Terano, Sukamaju kecamatan Lunyuk, Muer Kecarnatan Plampang, Sabedo Kecamatan Utan.
Dari pemaparan singkat dengan durasi 20 menit untuk setiap panelis memberikan gambaran yang utuh baik menyangkut kondisi desa, manajemen pengelolaan, jangkauan layanan, produk unggulan dan performa keuangan.
Sementara pihak Perbankan yang terdiri dari Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI, BRI dan PT KPR Samawa, memberikan tanggapan bahwa pada prinsipnya pihak perbankkan memberikan apresiasi yang positif atas kinerja yang dilakukan selama ini oleo BUMDes dan pihak perbankan menyatakan kesediaan untuk bermitra dengan BUMDes tersebut.
Sementara itu Kabid Ekonomi Zainal Arifin SPT Msi, usai pertemuan kepada Gaung NTB, menyatakan pemerintah memberikan apresiasi atas respon pihak perbankan, atas kesediaan mereka dalam membangun kemitraan Bengan BUMDes.
Pada tahap awal ini jelas Arifin, Bappeda baru menawarkan kepada perbankan untuk bermitra dengan 4 BUMDes yang dikategorikan sudah dapat mandiri, yakni BUMDes LKM Desa Labuhan Jambu Kecamatan Terano, BUMDes LKM Sukamaju Kecarnatan Lunyuk, BUMDes Muer Kecamatan Plarnpang dan BUMDes Sabedo Kecamatan Utan.
BUMDes tersebut jelas Arifin dalam penilaiannya sudah sehat dari sisi rnanajemen pengelolaan. \"Kami berterirna kasih atas info tentang peluang untuk membangun kemitraan,\" katanya, dengan satu prinsip bahwa BUMDes ini bukan menjadi kompetitor bagi Perbankan tetapi menjadi bagian yang diharapkan dapat bersinergi untuk saling menguntungkan.
\"Kami dari pemerintah daerah hanya berperan dalam pembinaan dan memfasilitasi BUMDes dengan pihak ketiga, dengan harapan kedepan pemerintah daerah bersama Perbankan dapat rnembesarkan BUMDes yang merupakan bagian dari bentuk pengembangan dan pemberdayaan ekonomi mikro dengan pola ekanomi kerakyatan,\" paparnya.
Tentu saja kata Arifin, pola kemitraan yang akan dibangun tersebut nantinya harus sesuai dengan kebijakan dan aturan masing-masing Bank. Dengan satu harapan yakni adanya kesepakatan bersama dan komitmen untuk rnemutus prilaku-prilaku ekonomi yang selarna ini merugikan masyarakat seperti rentenir, tengkulak, ijon dan lainnya.
Arifin juga menjelaskan tentang mengapa BUMDes ini penting untuk dikembangkan. Diantaranya untuk mendekatkan pelayanan keuangan dan ekonomi mikro di tingkat desa serta dapat membuka lapangan kerja.
Selain itu juga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa melalui penyaluran kredit yang bersifat membantu UMKM di desa.
Sementara itu, Konsultan Keuangan Mikro, Nursyamsu menambahkan bahwa pertemuan tersebut merupakan upaya pemerintah daerah dan lembaga Transform untuk memfasilitasi BUMDes LKM dengan pihak Perbankan agar BUMDes dapat mengakses Lembaga keuangan formal yang lebih kuat struktur modal dan manajemennya, sehingga kedepan kinerja Lembaga keuangan yang terbangun di desa tersebut dapat lebih baik dan memiliki jangkauan layanan yang lebih luas.
Menurut Nursyamsu, dari hasil pertemnan itu pada prinsipnya pihak perbankkan memberikan apresiasi yang positif atas kinerja yang dilakukan selama ini oleh BUMDes LKM dengan mencermati perturnbuhan dan performa keuangan dimana Non Performance Loan (NPL) untuk Melihat tingkat kesehatan keuangan sebagai akibat dari terjualnya aktiva Produktif (kredit ) dimasyarakat, pihak perbankkan rnenempatkan batas toleransinya sebesar 3 persen, kenyataan di BUMDes LKM mampu menekan rata-rata berada di bawah 2 perien. Bahkan katanya ada salah satu BUMDes LKM seperti Sabedo dapat menekan NPL nya sampai 0 persen, hal ini dinilai oleh pihak perbankan merupakan prestasi baik dalam melakukan pengelolaan keuangan. (Gac)
Share to:
Facebook
Google+
Stumbleupon
LinkedIn