Kita memiliki sumber pangan yang cukup melimpah di Desa Rempek, di sini terlihat banyak sekali di tanami ubi kayu, pisang, kelor, kacang-kacangan, kelapa, jambu mente dll. Namun dari informasi yang kita peroleh di Dinas Kesehatan Kabupataten kalau Desa Rempek menjadi salah satu dari 10 Desa yang teridentifikasi prevalasi stunting. Stunting di sebabkan oleh kurangnya gizi dan polah hidup yang kurang baik.
Masyarakat memiliki bahan pangan yang melimpah, namun terkadang dengan cara mengolah yang salah, kandungan gizi yang ada di bahan makanan bisa berkurang atau bahkan menjadi raacun di dalam taubuh kita. Kebiasaan kita mengkonsumsi snack pakbrik terjual bebas dengan harga murah di tambah lagi dengan tawaran rasa dan harga murah menjadi tantangan kita dalam mengatur konsumsi kita. Produk-produk tersebut kita tidak mengetahui proses pembuatannya seperti apa, bahan yang digunakan pun kita tidak tau persis. Apakah makanan tersebut mengandung bahan berbahaya atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pelatihan pengolahan panagan lokal. Untuk menumbuhkan kreatifitas ibu-ibu dalam mengolah bahan makanannya.
Selama ini biasanya ubi kayu yang banyak di tanam di kebun, kita oleh dengan cara di rebus atau di bakar saja. Paling banter di olah menjadi kolah sebagai bahan pembuka puasa.Ubi rebus terkadang tidak diminati oleh anak-anak untuk di konsumsi, sehingga perlu kreatifita orang tua untuk mengolahnya menjadi produk olahan yang memiliki rasa dan bentuk menarik. Sehingga anak-anak tidak lagi membeli jajanan kemasan yang beresiko berbahaya.Oleh karena itu, saya harapkan semua peserta untuk mengikuti pelatihan pengolahan pangan lokal ini samapi selesai sehingga bisa dipraktikan di rumah masing-masing. Proses ini di pandu oleh Ibu Sapurah dan timnya.
Proses pelatihan
Tim membagi peserta menjadi beberapa kelompok. Kelompok pertama akan membuat opak-opak berbahan singkong, kelompok kedua akan membuat getok berbahan singkong dan dakelompok ke tiga akan membuat bendeng mente.Masing-masing kelompok menyiapkan bahan dan alat yang digunakan dalam proses pelatihan. Mulai dari membersihakn bahan, menyiapkan bumbu, menyiapkan alat.Pelatih (ibu Sapurah) mengkoordinir timnya untuk mendampingi di setiap kelompok. Proses berjalan lancar, peserta berdiskusi sambil dalam proses pengolahan pangan.
Share to:
Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn