Peresmian Kandang Sapi Kolektif dan Instalasi Biogas
admin
0000-00-00 KLIPING
Kegiatan peresmian kandang kolektif ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Oktober 2010, bertempat di Kampung Sengalang-alang Dusun Jeringo. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 500 orang yang terdiri dari Masyarakat Kampung Sengalang-alang, tokoh-tokoh masyarakat dari semua RT yang ada di Dusun Jeringo. Selain masyarakat, unsur pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi Nusa Tenggara Barat, LSM dan Swasta. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bupati Lombok Timur.
Dalam sambutannya Bapak Bupati memberikan apresiasi yang sangat tinggi pada para pihak yang telah berupaya keras untuk memberikan pencerahan dan perubahan di Dusun Jeringo “Kabupaten Lombok Timur merupakan Kabupaten yang luas dari utara ke selatan dengan jumlah penduduk terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk itu pelayanan pada masyarakat senantiasa terus ditingkatkan.
Akhir acara, Bapak Bupati menyempatkan diri untuk berkomunikasi dengan masyarakat Jeringo sekaligus mengelilingi dusun Jeringo. Kadang kolektif ini di inisiasi atas dasar kesepakatan masyarakat yang menginginkan perbaikan pengelolaan peternakan di dusun mereka. Selama ini, dusun Jeringo memiliki potensi peterkanan yang cukup baik, namun belum terkelola dengan baik. Secara eksplisit keberadaan kandang kolektif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak, keamanan ternak dapat terjaga, dan keberadaan kandang kolektif juga diharapkan mampu mengendalikan dan mengelola kotoran ternak yang selama ini berserakan di sekitar kampung menjadi pupuk yang bermanfaat bagi petani di dusun jeringo.
Di Jeringo, pola peternakan sapi masyarakat masih menggunakan pola tradisional. Masyarakat masih menganggap ternak sapi hanya sebagai alat bantu dalam pengolahan lahan pertanian. Cara beternak yang masih individual dengan pola pemeliharaan di dekat rumah tinggal dan pemberian pakan seadanya, hal ini mengakibatkan populasi ternak dan produktifitasnya relatif kurang berkembang. Selain itu dengan cara pengandangan sapi di dekat rumah dapat menimbulkan bau yang sangat menyengat dari kotoran sapi. Diakui oleh masyarakat, bahwa hal ini juga yang seingkali menyebabkan diare menjadi langganan bagi warga setempat manakala musim hujan datang.
Cara Pengandangan Kolektif yang telah dibangun tersebut, diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan keamanan. Selain itu, kotoran sapi juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan energi (biogas) untuk rumah tangga dan penerangan (Petromax) serta sisa bahan padatnya dapat menjadi sumber bahan organik atau pupuk kandang bagi pembibitan yang ber ada disamping kandang kolektif.
Share to:
Facebook
Google+
Stumbleupon
LinkedIn