Transform Logo


Penanaman 6.000 Pohon Untuk Konservasi Sumberdaya Air

admin      0000-00-00      KLIPING


Setiap makhluk hidup membutuhkan air bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya. Alam menyediakan air bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun seringkali kita lupa menjaga kelestarian sumberdaya air. Akibatnya, kita menjadi gelisah dan khawatir karena air yang sebelumnya tersedia dengan baik, perlahan mengalami penyusutan. Padahal jumlah manusia yang membutuhkan air terus mengalami pertumbuhan. Warga Desa Sambelia, tepatnya di Dusun Dasan Bagek Luar, termasuk salah satu kelompok masyarakat yang mengalami hal tersebut. Debit air di dusun itu mulai berkurang sebagai akibat merosotnya jumlah populasi pepohonan. Salah satu alternatif untuk menyelamatkan sumberdaya air adalah dengan menanam pohon. Karena didesak oleh keadaan lingkungan yang terus memburuk, mereka kemudian berinisiatif untuk melakukan gerakan penanaman pohon. Mereka bersepakat menanam pohon beringin di sempadan sungai. Barangkali kita bertanya, mengapa harus pohon beringin? Bukankah masih banyak jenis pohon kayu yang lumrah digunakan untuk tujuan yang sama? Dan mengapa ditanam di sempadan sungai? Pilihan untuk menanam pohon beringin ternyata bukan pilihan tanpa pertimbangan yang kuat. Demikian juga kesepakatan untuk menanam di sempadan sungai, bukan di tempat lain. Ada eberapa alasan yang menda-sarinya, antara lain: Beringin lebih aman dari pencurian. Selama ini persoalan yang cukup berat dihadapi dalam upaya konservasi adalah penebangan liar. Jika penebangan liar terus terjadi, maka akan memakan waktu yang jauh lebih lama dan pekerjaan yang lebih berat untuk pena-naman kembali. Dalam hal ini beringin lebih unggul dari jenis kayu lainnya karena kayunya tidak diminati.
Beringin cepat tumbuh dan lebih tahan terhadap hama penyakit. Pertumbuhan tanaman yang cepat akan mengurangi kerusakan lingkungan, karena semakin cepat besar semakin cepat pula tanaman bisa berfungsi menyelamatkan lingkungan. Demikian juga dalam keberlangsungan pertumbuhan tanaman, penting diperhatikan tingkat resistensi tanaman terhadap serangan hama penyakit. Pohon beringin bisa menjawab faktor tersebut, karena cukup tahan terhadap serangan hama penyakit. Alasan berikutnya adalah perakaran pohon beringin kuat. Tipe perakaran yang kuat dan padat menjadi keunggulan tersendiri pohon beringin. Pada kondisi di mana vegetasi pohon kayu sudah jarang, maka aliran air permukaan akan meningkat karena tidak ada yang menyerapnya. Dengan demikian tanah akan mudah terkikis oleh aliran air permukaan. Dalam hal ini perakaran pohon beringin cukup kuat untuk menahan erosi. Sehingga tepat untuk menjaga tanah di sempadan sungai yang rentan terhadap longsor. Satu keunggulan lain yaitu di sekitar pohon beringin biasanya akan muncul mata air. Hal ini sebagai indikasi kuatnya pohon beringin menangkap air melalui perakarannya yang padat. Mata air yang muncul merupakan daya dukung yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan pelestarian sumberdaya air. Terlebih lagi jika air itu langsung mengalir ke sungai, maka otomatis akan langsung ditampung. Keunggulan pohon beringin itulah yang menjadi alasan masyarakat memilih pohon beringin untuk konservasi di sempadan sungai, sehingga tujuan jangka panjang bisa tercapai. Maka secara bersama-sama masyarakat menanam sebanyak 6.000 pohon beringin di sempadan sungai.
Penanaman pohon beringin tersebut mendapat dukungan dari PT HM Sampoerna Tbk. yang bekerja-sama dengan Lembaga Transform melalui Program Pemberdayaan Masyarakat yang dikembangkan di beberapa lokasi. Launching program pemberdayaan masyarakat yang sudah memasuki tahap II tersebut dipusatkan di Dusun Dasan Bagek Luar Desa Sambelia, Lombok Timur, Kamis (3/3/2011). Kegiatan launching yang didukung oleh PT Sadhana Arif Nusa tersebut dihadiri berbagai pihak, antara lain Bupati Lombok Timur, Asisten 2 Bupati Lombok Timur, Kepala SKPD terkait, Regional External Relation PT HM Sampoerna, Para tokoh masyarakat setempat. Adapun penanaman pohon beringin dilakukan sebelum acara launching dimulai, karena menanam pohon lebih pagi lebih baik. Direktrur Lembaga Transform, Markum, menguraikan alasan mengapa Desa Sembelia dan lebih khusus lagi di Dusun Bagek Luar ditetapkan sebagai salah satu lokasi pemberdayaan masyarakat. Desa Sembelia termasuk desa yang giat membudidayakan tanaman turi. Namun, ada persoalan yang cukup krusial dihadapi oleh masyarakat yaitu kesulitan distribusi air bersih bagi 420 KK yang tinggal di dusun ini, padahal sudah ada jaringan perpipaan yang terpasang sampai pada kelompok masyarakat. Penyebab utama adalah belum tersedianya reservoir, yang berfungsi menampung cadangan air untuk didistribusikan melalui perpipaan yang sudah terpasang. Sehingga pembangunan Reservoir nanti akan dapat membantu sebanyak 420 KK mendapatkan ketersediaan air yang cukup. \\\\\\\"Launching ini dimaksudkan sebagai bagian so-sialisasi dan sekaligus kampanye mengenai kepedulian terhadap lingkungan dan juga kepedulian kita terhadap masyarakat yang banyak mengalami keterbatasan sum-ber daya, sehingga sedikit uluran tangan kita, mampu membangunkan sumber daya sosial untuk menggerak-kan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri,\\\\\\\" paparnya. Dicontohkannya, pembangunan reservoir ini, se-paruh dari anggarannya berasal dari kontribusi masya-rakat. Begitu juga dengan penanaman bibit pohon beringin. \"Dari 6000 bibit yang ditanam, 1000 di antaranya adalah usaha atau kontribusi masyarakat sendiri,\" ujarnya. Program Pemberdayaan Masyarakat tahap II ini memfokuskan kegiatannya di tiga desa yaitu Desa Sambelia, Desa Montong Baan Selatan, dan Desa Perigi. Koordinator program, Mukhtar, mengatakan masing-masing lokasi sasaran memiliki fokus kegiatan tersendiri, yang dirancang sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Selain itu, semua komponen kegiatan didesain secara terintegrasi dan saling mendukung terutama dalam mendukung pengembangan dan penguatan kelompok masyarakat. Pada tahap implementasi, dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari perencanaan dan pelaksanaan program. \"Hal itu dimaksudkan untuk membangun rasa kepemilikan (common sense) terhadap objek program,\" paparnya. Mukhtar menambahkan, pada tahap awal implementasi program tahun 2011 ini dianggap penting untuk membangun komunikasi dengan beberapa pihak, dengan kepala Daerah Lombok Timur dan pemerintah provinsi. Hal itu untuk mensosialisasikan program kontribusi dan kepedulian sosial PT Sampoerna Tbk dan Lembaga Transform ikut berpartisipasi membangun daerah khusunya di Pulau Lombok. (L. Fauzan Hadi)

Share to:

Twitter Facebook Google+ Stumbleupon LinkedIn


Profil Lembaga

Pengalaman

Pengunjung

Flag Counter


MEMBAWA PERUBAHAN KEARAH YANG LEBIH BERMAKNA

© LEMBAGA TRANSFORM